Selasa, 06 Desember 2011

Road to Top Brand: Kisah Cinta Konsumen dan Merek Asli Indonesia

Ketika disebutkan kategori dari suatu produk mobil, elektronik, komputer, alat telekomunikasi dan tas, merek apakah yang pertama kali muncul dibenak Anda? Spektakuer! Saya baru saja menebak bahwa 3 dari 5 merek yang baru saja Anda pikirkan adalah merek asing! Dan besar kemungkinan, merek-merek itulah yang sedang Anda pakai saat ini atau yang Anda inginkan di masa mendatang!

Tak adakah produk unggulan lokal yang mampu bersaing dengan produk asing? Tentunya ada. Namun tanpa dilabeli merek, maka tak ada identitas dan jaminan atas mutu dari suatu produk lokal tersebut.

Pemegang merek-merek asing tampaknya sangat sadar bahwa membuat merek menjadi top of mine awareness merupakan bagian dari strategi pemasaran yang tak dapat diabaikan. Mereka percaya bahwa merek dapat menjadi motif pendorong konsumen memilih suatu produk. Berbekal merek yang kuat, produk-produk asing dengan mudah menguasai pangsa pasar dan menyingkirkan produk pesaing dari benak konsumen.

Demikianlah merek-merek lokal menjadi semakin kerdil dan terombang-ambing dalam ketidakpastian, sebelum akhirnya menghilang dan meninggalkan luka baru di dunia kewirausahaan Indonesia.

Bagaimana membuat merek dicintai konsumen?

Berbicara tentang merek tak ubahnya berbicara tentang cinta. Apa yang dibutuhkan oleh suatu produk agar mereka dicintai? Dari berbagai cara orang jatuh cinta dan kemudian menjalin hubungan, ada satu hal yang sangat pasti. Pada umumnya, orang jatuh cinta pada sesuatu yang dikenalnya. Inilah syarat utama untuk membuat merek menjadi top brand. Tak kenal maka tak cinta. Kemampuan dalam menciptakan brand awareness inilah yang mutlak diperlukan pemasar. Untuk itu, perlu dilakukan pemetaan dan kemudian memperkenalkan merek pada konsumen melalui media dan aktivitas promosi yang dianggap paling tepat.

Sebelum berbicara lebih lanjut tentang kisah cinta antara merek lokal dan konsumen Indonesia yang masih kurang harmonis, ada baiknya meluangkan waktu untuk mencermati penampilan visual merek. Nama merek hendaknya mudah disebutkan dan diingat oleh konsumen dan jika pemasaran juga dilakukan melalui media online (website), maka perlu dipertimbangkan juga untuk mencari nama yang relatif sama dengan nama domain yang masih tersedia. Demikian juga dengan logo atau lambang. Hendaknya logo atau lambang divisualisasikan secara jelas agar mudah membekas di benak konsumen.

Merek tidak hanya harus memiliki daya pembeda dengan merek-merek lain namun juga syarat dengan nilai dan tujuan perusahaan. Suatu merek kadang kala tidak hanya mewakili atribut dan nilai suatu produk namun juga mewakili kepribadian dan budaya pemasarnya, tempat merek tersebut berasal, dan bahkan mencerminkan kepribadian dari konsumen. Untuk itu, penampilan merek dan keserasian antara merek dengan konsumen perlu diperhatikan.

Kisah percintaan merek dengan konsumen melibatkan konsep manajemen kualitas terpadu dan pemasaran yang terintegrasi, karena merek bukan hanya apa yang tercetak pada produk atau kemasannya, tetapi termasuk juga apa yang ada di benak konsumen dan bagaimana konsumen mengasosiasikannya. Sebagai simbol yang diasosiasikan dengan produk dan menimbulkan arti psikologis, merek merupakan identitas dan jaminan atas mutu dari suatu produk. Untuk itu, kejelasan dan kesesuaian identitas dan jaminan atas mutu dari suatu produk dengan keinginan pasar sasaran menjadi syarat mutlak lainnya yang perlu diperhatikan dalam membentuk persepsi konsumen.

Kepada siapa merek tersebut akan dijodohkan adalah pertanyaan awal lainnya yang harus dijawab sebelum melangkah lebih jauh. Keterbatasan yang berhubungan dengan dinamika bisnis itu sendiri, mengharuskan pemasar untuk melakukan pemilahan (segmentasi) dan pemilihan (posisioning). Lebih lanjut, kepada segmentasi dan ceruk pasar terpilihlah kemudian merek ini dipromosikan agar dikenal, digunakan dan dicintai.

Persepsi konsumen terhadap merek adalah umpan balik dari kinerja kualitas suatu produk yang dirasakan konsumen. Proses pembangunan loyalitas merek berhubungan erat dengan faktor-faktor yang menentukan kepuasan konsumen, meliputi: kualitas produk, kualitas pelayanan, emosional dan harga. Manfaat-manfaat yang terkandung pada suatu merek inilah yang kemudian menjadi motif utama konsumen membeli suatu produk. Ada hubungan erat antara merek yang kuat dengan produk yang berkualitas.

Keputusan-keputusan yang berhubungan dengan faktor pemuas keinginan konsumen juga berhubungan erat dengan pasar sasaran. Pemasar dalam hal ini membuat keputusan untuk memilih pangsa pasar mana dan manfaat apa yang ditawarkan pada konsumen, yang selanjutnya akan membentuk persepsi konsumen terhadap merek. Give more to get more!, memberikan kualitas terbaik untuk konsumen, baik secara emosional maupun rasional adalah kunci kesuksesannya.

Promosi produk kepada konsumen seyogyanya adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan suatu produk yang dapat memenuhi dan bahkan melampaui keinginan konsumen. Ada berbagai cara untuk membuat merek menjadi top brand, mulai dari cara yang sangat mahal sampai dengan cara yang paling tidak lazim, melalui promosi di media, event, WOM dan sebagainya.

Untuk meledakkan merek, pemasar dituntut memiliki kemampuan dalam memberikan experience yang unik kepada konsumen dan kemampuan mengikat konsumen melalui loyalty program. Konsumen ingin dimanja, diperhatikan dengan hadiah-hadiah kecil. Pemasar merek lokal masih melihat aktivitas promosi tersebut sebagai pengeluaran biaya yang sia-sia. Pemikiran tersebut tidaklah benar, namun tidak sepenuhnya salah. Pemborosan biaya promosi ini sebenarnya bisa dihindari jika pemasar memiliki konsep pemasaran yang terintegrasi.

Konsekuensi dari menjadi merek top of mine awareness adalah investasi, baik biaya maupun waktu. Pada umumnya, membutuhkan waktu dan investasi yang tidak sedikit, meskipun ada beberapa merek melejit dalam waktu singkat (instants brand). Meledakkan brand bukanlah hal yang sulit namun juga tidak gampang.

Ada banyak faktor yang berkaitan dengan proses branding, baik internal maupun eksternal– regulasi yang kurang memihak, perjanjian dagang, kebijakan ekspor-impor, investasi, ketersedian sarana dan prasarana, SDM, momentum, inovasi, daya beli dan berbagai kendala lainnya.

Terlepas dari kendala-kendala yang sebenarnya juga dihadapai oleh pemegang merek-merek asing, Penulis melihat adanya peluang besar di masa mendatang bagi merek lokal indonesia untuk mengukuhkan diri sebagai top brand. Keberhasilan pemasaran dalam membuat brand menjadikan top brand akan mendatangkan hasil yang sepadan dengan investasi yang telah dikeluarkan. Bukankah cinta butuh pengorbanan?

Ide-ide unik apa kiranya yang dapat membuat merek asli Indonesia menjadi Top Brand?

Mengasosiasikan produk dengan kebhinekaan Indonesia adalah salah satu caranya. Keragaman suku, bahasa, kuliner, adat-istiadat, seni dan budaya merupakan sumber inspirasi dan keunggulan unik yang dapat menghantarkan merek asli Indonesia menjadi Top Brand.

Dalam kaitannya dengan kualitas produk, tampilan produk yang bernuansakan kekayaan budaya Indonesia merupakan hal yang unik dan menarik. Visualisasi kekayaan budaya tersebut dikemas sedemikian rupa untuk membangkitkan emosi dan membentuk persepsi positif terhadap kualitas merek. Aplikasi dari ide ini dapat diwujudkan pada kemasan atau bahkan produk itu sendiri, sebagai cerminan terhadap kepribadian konsumen yang kaya akan nilai-nilai sejarah.

Dalam kontek promosi, merupakan suatu hal yang unik untuk menampilkan keindahan pariwisata dalam sebuah iklan TV ataupun menampilkan pakaian adat daerah pada suatu event promosi, sebagai cerminan terhadap kepribadian konsumen yang kaya akan nilai-nilai budaya.

Mengakomodir keterlibatan konsumen dan melakukan edukasi kualitas kepada konsumen adalah cara unik lainnya yang dapat ditempuh untuk membangun hubungan yang harmonis antara merek dengan konsumen. Hal ini bisa dilakukan dengan mensponsori talenta lokal dan kegiatan sosial di berbagai bidang yang relevan dari satu daerah ke daerah lain. Secara langsung maupun tidak langsung, aktivitas tersebut akan mengukuhkan keberadaan merek dan brand ambasador, serta menciptakan keharmonisan diantara keduanya.

Sebagai contoh, menginisiasi sebuah media berita lokal yang sekaligus berfungsi sebagai media promosi merek. Lainnya adalah menghibahkan produk sebagai modal bagi calon wirausaha lokal potensial. Keberhasilan program hibah tersebut akan berdampak pada perluasan jaringan distribusi merek dan kepuasan konsumen.

Merek adalah manifestasi dari nilai dan keunggulan suatu produk yang menumbuhkan benih-benih cinta di hati konsumen. Ibarat sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta, hubungan merek lokal dengan konsumen mestinya saling menguatkan. Keserasian antara merek dan konsumennya lebih lanjut dapat dilihat melalui apresiasi dan ekpresi konsumen terhadap merek dan sebaliknya. Ingin dicintai? Puaskan pasangan Anda!

http://sme.marketing.co.id/2011/12/06/a-road-to-top-brand-kisah-cinta-konsumen-dan-merek-asli-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar