Selasa, 24 April 2012

PENGUMPULAN DATA


1.      Metode Pengumpulan Data

Secara umum ada tiga cara untuk mengumpulkan data, yaitu pertama melalui metode observasi, metode wawancara, dan metode kuesioner.
1. Metode Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
  • Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
  • Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
  • Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.

2. Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon.
Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
  • Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
  • Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
  • Bisa membaca isyarat non verbal
  • Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara kekurangannya adalah :
  • Membutuhkan waktu yang lama
  • Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
  • Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
  • Pewawancara perlu dilatih
  • Bisa menimbulkan bias pewawancara
  • Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
Wawancara via phone
Kelebihan
  • Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
  • Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
  • Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
  • Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
  • Wawancara harus diusahakan singkat
  • Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel
3.Metode Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.

2.       Variabel Penelitian
Menurut Skala Pengukurannya 
Variabel Data Keterangan 
• Nominal : Jenis Kelamin Pria, Wanita Tidak ada tingkatan/jenjang 
• Ordinal : Juara I, II, III Terdapat tingkatan/jenjang 
• Interval : Suhu Ruangan 5oC– 10oC Tidak mengenal nilai mutlak 
• Rasio : Berat Badan 76 kg Mengenal nilai mutlak
2. Menurut Sifat Fisik 
Variabel Data Keterangan 
• Kualitatif : Selera Suka, Tidak Suka Bukan Angka 
• Kuantitatif : Harga Rp. 1.750.000,- Angka 
3. Menurut Cara Pengukurannya 
• Diskrit : Jumlah anak 3 orang Dari pencacahan 
• Kontinu : Luas Ruangan 102,34 m2 Dari pengukuran 
4. Menurut Cara Pengumpulan 
• Primer : Jumlah komputer yang rusak di Lab. Secara langsung 
(pendataan langsung di lab. Komputer) 
• Sekunder : Jumlah penduduk Semarang thn 1990 Tidak langsung 
(dokumentasi data di Kantor BPS) 

5. Menurut Sumber Data 
Variabel Data Keterangan 
• Intern : Mahasiswa mendata jumlah mahasiswa Di dalam lembaga 
aktif di kampusnya 
• Ekstern : Mahasiswa mengumpulkan data tentang Dari luar lembaga 
jumlah penduduk dari dokumen di BPS 
Definisi Operasional Variabel Penelitian : 
• Untuk mendefinisikan secara jelas dan tegas arti dari variabel tersebut 
• Untuk memberikan persepsi yang sama sehingga tidak terdapat arti yang bias
Contoh : 
• Penghasilan Karyawan adalah pendapatan yang diterima oleh karyawan dari 
komponen gaji tetap ditambah upah lain yang berlaku di Perusahaan 
• Prestasi Akademik Mahasiswa adalah ukuran keberhasilan studi 
mahasiswa yang dinyatakan dengan Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa.

3.     Jenis data Penelitian
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
B. Data Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk angka). Data kuantitatif dapat dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkannya yaitu data diskrit dan data kontinum. Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas data nominal, data ordinal, data interval dan data rasio.
Tipe-tipe variabel dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri pengukurannya dan peranannya dalam hubungannya dengan variabel.

1. Berdasar Perannya
Dalam hubungannya dengan peranan daripada variabel, memiliki peran yang berbeda-beda. Ada yang menjadi fokus utama dan ada yang hanya sebagai pengendali suatu fariabel utama. Adapun variabel itu adalah :
a. Variabel Pokok
1). Variabel bebas (independent variable)
Yaitu suatu variabel yang memiliki suatu peran mempengaruhi tentang baik-jelek, tinggi-rendah dari variabel yang lain, yaitu variabel tergantung.
2). Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat atau variabel tergantung Yaitu suatu variabel yang tidak memiliki peran sebagaimana variabel bebas, karena keberadaan variabel itu sangat tergantung daripada peranan variabel bebas.
a. Variabel Kontrol
1). Variabel penekan
Yaitu suatu variabel yang menekankan hubungan diantara variabel pokok, hal ini bertujuan supaya peneliti dalam pengukurannya dapat melihat dapat mengamati suatu variabel yang menjadi fokus utamanya. Dalam arti dari hubungan yang semula tidak begitu tampak, maka dengan adanya variabel ini akhirnya hubungan itu akan nampak jlas.
2). Variabel pengganggu
Variabel ini menjadi kebalikan daripada variabel penekan, karena perannya atau keberadaan variabel ini hanya sebagai pengacau dari pengamatan suatu variabel utama dalam penyelidikan.

b. Variabel intervening (antara)
Keberadaan variabel ini diantara dua hubungan variabel pokok, dengan adanya variabel ini akhirnya pengamatan akan menjadi samar. Karena keberadaannya, variabel ini tidak begitu tampak akan tetapi didalam ilmu-ilmu sosial yang memang tidak bisa dipisahkan secara pasti, akhirnya akan menjadi pembayang akan variabel pokok tersebut.
1. Berdasar ciri pokoknya
a. Variabel diskrit
Yaitu suatu variabel yang nilainya tidak bisa dinyatakan dalam bentuk pecahan atau desimal dibelakang koma. Variabel diskrit hanya bisa dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat.
b. Variabel kategori
Variabel ini yang membagi responden menjadi suatu kategori-kategori yang tidak saling tumpang tindih. Variabel ini terdiri variabel dikotomi, yaitu suatu variabel yang tidak lebih dari dua variabel, contoh pria dan wanita. Sedangkan variabel yang lebih dari dua kategori dinamakan varia-bel politomi, misalkan agama, status perkawinan, status sekolah dll.
Sebagai langkah dalam menentukan variabel tidak terlepas dari permasa-lahan-permasalahan yang sudah diidentifikasi oleh peneliti. Dari permasalahan yang sudah dipilih, lalu akan ditentukan variabel mana yang akan dijadikan atau akan diangkat menjadi suatu variabel penelitian. Akan tetapi hal demikian tidaklah mudah, perlu suatu pengetahuan atau cara untuk mengemukakan suatu variabel penelitian. Karena variabel ini nantinya yang akan dicari datanya melalui suatu pengukuran.
Untuk lebih mempermudah, bisa dilihat ilustrasi pada halaman 23. Dimana X semagai notasi daripada variabel bebas, sedangkan Y sebagai variabel terikat.
Dari ilustrasi pada halaman 23 akan nampak, bahwa variabel terikat (Y), misalkan saja Prestasi akademik dari siswa. Maka ternyata prestasi akademik sebagai variabel terikat, bahwasannya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menyebabkan baik-jeleknya suatu prestasi akademik siswa. Namun demikian sesuai dengan petunjuk di muka, bahwa tidak semua variabel yang diketahui atau yang ada itu akan dijadikan sebagai variabel penelitian semua. Akan tetapi sesuai dengan kriteria penentuan masalah dan variabel maka harus diperhatikan, mana-mana yang sesuai dengan keberadaan daripada peneliti utamanya adalah tingkat pengetahuan dan penguasaan metodologinya.
Di bawah ini akan dicontohkan beberapa variabel pendidikan, sastra dan ekonomi.
Contoh variabel Pendidikan
1. Kurikulum
2. Alat evaluasi
3. Proses Belajar Mengajar

4. Administrasi & Suvervisi
5. Bimbingan & Penyuluhan
6. Kecerdasan
7. Motivasi
8. Metode Pengajaran
9. Kepribadian
10. Lingkungan
11. Media Pengajaran
12. Kualitas Guru
13. Kreatifitas Guru
14. Pengalaman
15. Kondisi Sosial Ekonomi
16. Alat Peraga
17. Pengelolaan
18. Keaktipan
19. Lembar kerja siswa
Contoh variabel Sastra
1. Latar Belakang Sosiologis Penciptaan
2. Penokoha
3. Setting
4. Alur cerita

5. Ilustrasi6. Unsur gaya

7. Unsur instrinsik
8. Peranan (tokoh
9. Penggunaan kosa kata
10. Materi pragmatik
11. Menganalisa kalimat transformasi
12. Perbandingan tema
13. Kemampuan siswa dalam struktur kalimat
14. Pendekatan komunikati
Contoh variabel ekonomi
1. Kompetensi sales
2. Omset penjualan
3. Modal usaha
4. Peningkatan produksi
5. Intensitas promosi
6. Profesionalisme
7. Rentabilitas
8. Analisa finansial

9. Inventory Controle
10. Expence Controle

B. Cara Mengemukakan Masalah
Permasalahan dapat didefinisikan sebagai suatu statemen mengenai suatu jarak antara rencana dengan pelaksanaan, antara aspirasi dengan kenyataan, antara cita-cita dengan harapan, dan antara das sollen dan das sein (ujianto dalam Aminul Amin, 1997). Jarak diantara itu merupakan suatu ketimpangan atau kesenjangan. Permasalahan penelitian pada dasarnya berkenaan dengan jawaban atas pertanyaan apa yang hendak diteliti atau apa yang seharusnya dicari. Permasalah boleh jadi sebagai suatu kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi dengan kenyataan yang terjadi sebenarnya.
Jadi permasalahan penelitian menyangkut apa yang seharusnya dicari dalam suatu penelitian. Hingga dengan demikian karena jumlah dan jenis permasalahan itu banyak, maka sesudah masalah diidentifikasi atau dipilih tugas berikutnya adalah merumuskan permasalahan tersebut dalam bentuk yang dapat diteliti atau dapat dipecahkan persoalannya dan atau dicari jawabannya. Permasalahan yang akan dikemukakan dalam suatu penelitian harus mengikuti kriteria-kriteria seperti yang diutarakan dimuka. Perlu ditandaskan, bahwa masalah penelitian merupakan inti dasar atau utama dalam pelaksanaan penelitian. Karena pada hakekatnya pelaksanaan penelitian itu tidak lain adalah bertujuan untuk memecahkan suatu permasalahan.

Dimana sebagai garis besarnya saja, setelah masalah ditentukan baru kemu-dian dicari jawabannya. Entah menggunakan pendekatan atau cara deduktif atau induktif. Namun pada akhirnya tujuannya sama yaitu menemukan suatu pemecahan atau jawaban dari suatu persoalan tersebut.

Dalam menjabarkan suatu permasalahan yang baik harus memperhatikan :
1. Menerangkan dengan jelas apa yang akan dipecahkan
Penjabaran permasalahan penelitian harus memperhatikan terhadap suatu tujuan dilaksanakannya suatu penelitian. Karena hal ini sebagai petunjuk arah pencarian jawabannya. Dengan demikian diperlukan suatu kejelasan secara rinci masalah-masalah yang harus dikemukakan. Sehingga tidak akan dipero-leh suatu kesimpulan ganda bahkan keluar jalur dari apa yang seharusnya dicari pemecahannya.
2. Membatasi ruang lingkup studi itu pada suatu permasalahan yang khusus.
Pembatasan ruang lingkup permasalahan perlu ditegaskan secara rinci. Hal ini bertujuan supaya hasil penelitiannya tidak bias. Selain itu ada kerangka pemikiran menuju pemecahan masalah yang lebih mendalam. Sehingga akan memenuhi kriteria validitas sebagaimana dalam teknik pengumpulan data, dalam artian bisa mencari pemecahan apa yang seharusnya dipecahkan.
Referensi :
2.Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar