1.
Metode Pengumpulan
Data
Secara umum ada tiga cara untuk mengumpulkan data, yaitu pertama
melalui metode observasi, metode wawancara, dan metode kuesioner.
1. Metode Observasi
Pengumpulan data
dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar
lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik
mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
- Pengamatan digunakan untuk
penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
- Pengamatan harus berkaitan
dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
- Pengamatan tersebut dicatat
secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan
dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek
dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan
langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara
lain :
Pertama. Dengan cara
pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku,
pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu
perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai
perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan
data dari ingatan seseorang;
Kedua. Pengamatan
langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi
secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek
tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik
karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan
langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah
diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam
mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.
2. Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan
wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara
dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap
muka maupun melalui telpon.
Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan
wawancara tatap muka antara lain :
- Bisa membangun hubungan dan
memotivasi responden
- Bisa mengklarifikasi
pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
- Bisa membaca isyarat non verbal
- Bisa memperoleh data yang
banyak
Sementara
kekurangannya adalah :
- Membutuhkan waktu yang lama
- Biaya besar jika responden yang
akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
- Responden mungkin meragukan
kerahasiaan informasi yang diberikan
- Pewawancara perlu dilatih
- Bisa menimbulkan bias
pewawancara
- Responden bias menghentikan
wawancara kapanpun
Wawancara via phone
Kelebihan
- Biaya lebih sedikit dan lebih
cepat dari warancara tatap muka
- Bisa menjangkau daerah
geografis yang luas
- Anomalitas lebih besar
dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
- Isyarat non verbal tidak bisa
dibaca
- Wawancara harus diusahakan
singkat
- Nomor telpon yang tidak
terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan
dari sampel
3.Metode Kuesioner
Kuesioner adalah daftar
pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan
lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup)
atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner
dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara
pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki
kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat
membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya
dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya
adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey
dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
2.
Variabel Penelitian
Menurut Skala Pengukurannya
Variabel Data Keterangan
• Nominal : Jenis Kelamin Pria, Wanita Tidak ada tingkatan/jenjang
• Ordinal : Juara I, II, III Terdapat tingkatan/jenjang
• Interval : Suhu Ruangan 5oC– 10oC Tidak mengenal nilai mutlak
• Rasio : Berat Badan 76 kg Mengenal nilai mutlak
2. Menurut Sifat Fisik
Variabel Data Keterangan
• Kualitatif : Selera Suka, Tidak Suka Bukan Angka
• Kuantitatif : Harga Rp. 1.750.000,- Angka
3. Menurut Cara Pengukurannya
• Diskrit : Jumlah anak 3 orang Dari pencacahan
• Kontinu : Luas Ruangan 102,34 m2 Dari pengukuran
4. Menurut Cara Pengumpulan
• Primer : Jumlah komputer yang rusak di Lab. Secara langsung
(pendataan langsung di lab. Komputer)
• Sekunder : Jumlah penduduk Semarang thn 1990 Tidak langsung
(dokumentasi data di Kantor BPS)
5. Menurut Sumber Data
Variabel Data Keterangan
• Intern : Mahasiswa mendata jumlah mahasiswa Di dalam lembaga
aktif di kampusnya
• Ekstern : Mahasiswa mengumpulkan data tentang Dari luar lembaga
jumlah penduduk dari dokumen di BPS
Definisi Operasional Variabel Penelitian :
• Untuk mendefinisikan secara jelas dan tegas arti dari variabel tersebut
• Untuk memberikan persepsi yang sama sehingga tidak terdapat arti yang bias
Contoh :
• Penghasilan Karyawan adalah pendapatan yang diterima oleh karyawan dari
komponen gaji tetap ditambah upah lain yang berlaku di Perusahaan
• Prestasi Akademik Mahasiswa adalah ukuran keberhasilan studi
mahasiswa yang dinyatakan dengan Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa.
Variabel Data Keterangan
• Nominal : Jenis Kelamin Pria, Wanita Tidak ada tingkatan/jenjang
• Ordinal : Juara I, II, III Terdapat tingkatan/jenjang
• Interval : Suhu Ruangan 5oC– 10oC Tidak mengenal nilai mutlak
• Rasio : Berat Badan 76 kg Mengenal nilai mutlak
2. Menurut Sifat Fisik
Variabel Data Keterangan
• Kualitatif : Selera Suka, Tidak Suka Bukan Angka
• Kuantitatif : Harga Rp. 1.750.000,- Angka
3. Menurut Cara Pengukurannya
• Diskrit : Jumlah anak 3 orang Dari pencacahan
• Kontinu : Luas Ruangan 102,34 m2 Dari pengukuran
4. Menurut Cara Pengumpulan
• Primer : Jumlah komputer yang rusak di Lab. Secara langsung
(pendataan langsung di lab. Komputer)
• Sekunder : Jumlah penduduk Semarang thn 1990 Tidak langsung
(dokumentasi data di Kantor BPS)
5. Menurut Sumber Data
Variabel Data Keterangan
• Intern : Mahasiswa mendata jumlah mahasiswa Di dalam lembaga
aktif di kampusnya
• Ekstern : Mahasiswa mengumpulkan data tentang Dari luar lembaga
jumlah penduduk dari dokumen di BPS
Definisi Operasional Variabel Penelitian :
• Untuk mendefinisikan secara jelas dan tegas arti dari variabel tersebut
• Untuk memberikan persepsi yang sama sehingga tidak terdapat arti yang bias
Contoh :
• Penghasilan Karyawan adalah pendapatan yang diterima oleh karyawan dari
komponen gaji tetap ditambah upah lain yang berlaku di Perusahaan
• Prestasi Akademik Mahasiswa adalah ukuran keberhasilan studi
mahasiswa yang dinyatakan dengan Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa.
3.
Jenis data Penelitian
Berdasarkan sumbernya,
data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data
sekunder.
Data primer adalah
data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber
datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang
memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus
mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus
(focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.
Data Sekunder adalah
data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah
ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan
lain-lain.
B. Data Berdasarkan
Sifatnya
Berdasarkan bentuk dan
sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif
(yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk angka).
Data kuantitatif dapat dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkannya yaitu data
diskrit dan data kontinum. Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas
data nominal, data ordinal, data interval dan data rasio.
Tipe-tipe variabel
dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri pengukurannya dan peranannya dalam
hubungannya dengan variabel.
1. Berdasar Perannya
Dalam hubungannya
dengan peranan daripada variabel, memiliki peran yang berbeda-beda. Ada yang
menjadi fokus utama dan ada yang hanya sebagai pengendali suatu fariabel utama.
Adapun variabel itu adalah :
a. Variabel Pokok
1). Variabel bebas
(independent variable)
Yaitu suatu variabel
yang memiliki suatu peran mempengaruhi tentang baik-jelek, tinggi-rendah dari
variabel yang lain, yaitu variabel tergantung.
2). Variabel terikat
(dependent variable)
Variabel terikat atau
variabel tergantung Yaitu suatu variabel yang tidak memiliki peran sebagaimana
variabel bebas, karena keberadaan variabel itu sangat tergantung daripada
peranan variabel bebas.
a. Variabel Kontrol
1). Variabel penekan
Yaitu suatu variabel
yang menekankan hubungan diantara variabel pokok, hal ini bertujuan supaya
peneliti dalam pengukurannya dapat melihat dapat mengamati suatu variabel yang
menjadi fokus utamanya. Dalam arti dari hubungan yang semula tidak begitu
tampak, maka dengan adanya variabel ini akhirnya hubungan itu akan nampak jlas.
2). Variabel
pengganggu
Variabel ini menjadi
kebalikan daripada variabel penekan, karena perannya atau keberadaan variabel
ini hanya sebagai pengacau dari pengamatan suatu variabel utama dalam
penyelidikan.
b. Variabel
intervening (antara)
Keberadaan variabel
ini diantara dua hubungan variabel pokok, dengan adanya variabel ini akhirnya
pengamatan akan menjadi samar. Karena keberadaannya, variabel ini tidak begitu
tampak akan tetapi didalam ilmu-ilmu sosial yang memang tidak bisa dipisahkan secara
pasti, akhirnya akan menjadi pembayang akan variabel pokok tersebut.
1. Berdasar ciri
pokoknya
a. Variabel diskrit
Yaitu suatu variabel
yang nilainya tidak bisa dinyatakan dalam bentuk pecahan atau desimal
dibelakang koma. Variabel diskrit hanya bisa dinyatakan dalam bentuk bilangan
bulat.
b. Variabel kategori
Variabel ini yang
membagi responden menjadi suatu kategori-kategori yang tidak saling tumpang
tindih. Variabel ini terdiri variabel dikotomi, yaitu suatu variabel yang tidak
lebih dari dua variabel, contoh pria dan wanita. Sedangkan variabel yang lebih
dari dua kategori dinamakan varia-bel politomi, misalkan agama, status
perkawinan, status sekolah dll.
Sebagai langkah dalam
menentukan variabel tidak terlepas dari permasa-lahan-permasalahan yang sudah
diidentifikasi oleh peneliti. Dari permasalahan yang sudah dipilih, lalu akan
ditentukan variabel mana yang akan dijadikan atau akan diangkat menjadi suatu
variabel penelitian. Akan tetapi hal demikian tidaklah mudah, perlu suatu
pengetahuan atau cara untuk mengemukakan suatu variabel penelitian. Karena
variabel ini nantinya yang akan dicari datanya melalui suatu pengukuran.
Untuk lebih
mempermudah, bisa dilihat ilustrasi pada halaman 23. Dimana X semagai notasi
daripada variabel bebas, sedangkan Y sebagai variabel terikat.
Dari ilustrasi pada
halaman 23 akan nampak, bahwa variabel terikat (Y), misalkan saja Prestasi
akademik dari siswa. Maka ternyata prestasi akademik sebagai variabel terikat,
bahwasannya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menyebabkan baik-jeleknya
suatu prestasi akademik siswa. Namun demikian sesuai dengan petunjuk di muka,
bahwa tidak semua variabel yang diketahui atau yang ada itu akan dijadikan
sebagai variabel penelitian semua. Akan tetapi sesuai dengan kriteria penentuan
masalah dan variabel maka harus diperhatikan, mana-mana yang sesuai dengan
keberadaan daripada peneliti utamanya adalah tingkat pengetahuan dan penguasaan
metodologinya.
Di bawah ini akan
dicontohkan beberapa variabel pendidikan, sastra dan ekonomi.
Contoh variabel
Pendidikan
1. Kurikulum
2. Alat evaluasi
3. Proses Belajar
Mengajar
4. Administrasi &
Suvervisi
5. Bimbingan &
Penyuluhan
6. Kecerdasan
7. Motivasi
8. Metode Pengajaran
9. Kepribadian
10. Lingkungan
11. Media Pengajaran
12. Kualitas Guru
13. Kreatifitas Guru
14. Pengalaman
15. Kondisi Sosial
Ekonomi
16. Alat Peraga
17. Pengelolaan
18. Keaktipan
19. Lembar kerja siswa
Contoh variabel Sastra
1. Latar Belakang
Sosiologis Penciptaan
2. Penokoha
3. Setting
4. Alur cerita
5. Ilustrasi6. Unsur
gaya
7. Unsur instrinsik
8. Peranan (tokoh
9. Penggunaan kosa
kata
10. Materi pragmatik
11. Menganalisa
kalimat transformasi
12. Perbandingan tema
13. Kemampuan siswa
dalam struktur kalimat
14. Pendekatan
komunikati
Contoh variabel
ekonomi
1. Kompetensi sales
2. Omset penjualan
3. Modal usaha
4. Peningkatan
produksi
5. Intensitas promosi
6. Profesionalisme
7. Rentabilitas
8. Analisa finansial
9. Inventory Controle
10. Expence Controle
B. Cara Mengemukakan
Masalah
Permasalahan dapat
didefinisikan sebagai suatu statemen mengenai suatu jarak antara rencana dengan
pelaksanaan, antara aspirasi dengan kenyataan, antara cita-cita dengan harapan,
dan antara das sollen dan das sein (ujianto dalam Aminul Amin, 1997). Jarak diantara
itu merupakan suatu ketimpangan atau kesenjangan. Permasalahan penelitian pada
dasarnya berkenaan dengan jawaban atas pertanyaan apa yang hendak diteliti atau
apa yang seharusnya dicari. Permasalah boleh jadi sebagai suatu kesenjangan
antara apa yang seharusnya terjadi dengan kenyataan yang terjadi sebenarnya.
Jadi permasalahan
penelitian menyangkut apa yang seharusnya dicari dalam suatu penelitian. Hingga
dengan demikian karena jumlah dan jenis permasalahan itu banyak, maka sesudah
masalah diidentifikasi atau dipilih tugas berikutnya adalah merumuskan
permasalahan tersebut dalam bentuk yang dapat diteliti atau dapat dipecahkan
persoalannya dan atau dicari jawabannya. Permasalahan yang akan dikemukakan
dalam suatu penelitian harus mengikuti kriteria-kriteria seperti yang
diutarakan dimuka. Perlu ditandaskan, bahwa masalah penelitian merupakan inti
dasar atau utama dalam pelaksanaan penelitian. Karena pada hakekatnya
pelaksanaan penelitian itu tidak lain adalah bertujuan untuk memecahkan suatu
permasalahan.
Dimana sebagai garis
besarnya saja, setelah masalah ditentukan baru kemu-dian dicari jawabannya.
Entah menggunakan pendekatan atau cara deduktif atau induktif. Namun pada
akhirnya tujuannya sama yaitu menemukan suatu pemecahan atau jawaban dari suatu
persoalan tersebut.
Dalam menjabarkan
suatu permasalahan yang baik harus memperhatikan :
1. Menerangkan dengan
jelas apa yang akan dipecahkan
Penjabaran
permasalahan penelitian harus memperhatikan terhadap suatu tujuan
dilaksanakannya suatu penelitian. Karena hal ini sebagai petunjuk arah
pencarian jawabannya. Dengan demikian diperlukan suatu kejelasan secara rinci
masalah-masalah yang harus dikemukakan. Sehingga tidak akan dipero-leh suatu
kesimpulan ganda bahkan keluar jalur dari apa yang seharusnya dicari
pemecahannya.
2. Membatasi ruang
lingkup studi itu pada suatu permasalahan yang khusus.
Pembatasan ruang
lingkup permasalahan perlu ditegaskan secara rinci. Hal ini bertujuan supaya
hasil penelitiannya tidak bias. Selain itu ada kerangka pemikiran menuju
pemecahan masalah yang lebih mendalam. Sehingga akan memenuhi kriteria
validitas sebagaimana dalam teknik pengumpulan data, dalam artian bisa mencari
pemecahan apa yang seharusnya dipecahkan.
Referensi :
2.Uma Sekaran. 2006.
Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat